Senin, 18 Agustus 2008

Leona Lewis : New Diva's Spirit

Please introduce..a New Diva, Leona Lewis!! Yep, ini bukan main-main. Kali ini dari dataran Inggris muncul penyanyi jebolan X-Factor (idol-idolan buatan Simon Cowell) yang suaranya menggelegar dan bikin merinding. Bahkan, banyak media yang menahbiskan sebagai Young's Whitney Houston atau New Mariah Carey. Saya juga salah satunya, takjub luar biasa melihat talenta gadis muda ini yang begitu ganas di panggung tapi kalem di luaran.

Debut albumnya yang berjudul Spirit bahkan juga mencetak pelbagai rekor. Yakni, terjual hingga jutaan kopi hanya dalam hitungan waktu mingguan. Mengusung single ciamik, Bleeding Love, menjadikan single ini bertahan selama tujuh minggu di tangga lagu Inggris dan menjadi lagu paling laris sepanjang tahun 2007. Di Amerika gimana? Ia tak kalah fenomenal. Lagunya tercatat masuk di urutan pertama selama beberapa minggu di Top Billboard dan Top Chart. Super duper keren!!!

Ada tiga belas lagu di albumnya kali ini, dan semuanya kalo mau jujur, so super highly recomended!! Ada Bleeding Love karangan Jesse McCartney yang mengandalkan kekuatan vokal Lewis, Better In Time yang cool abis, Angel yang sentuhan soul-nya kental banget, The First Time Ever I Saw Your Face terdengar berbeda dan ROCKs!! (pernah dinyanyikan pelbagai versi oleh Celine Dion dan David Cook yang powerfull), tambahan lagi A Moment Like This yang sempat dibawakan Kelly Clarkson dibawakan dengan sentuhan mellow. Duh, falsettonya gilee bener dah...

Pokoknya one of the best ever album that I've heard.... :-)

Gambar diambil dari http://www.sendokgarpu.com/tips.php?idtips=138#content

Minggu, 22 Juni 2008

I'm Sorry Goodbye

Mengusung titel album seperti namanya, Krisdayanti kembali menggebrak kancah musik Indonesia. Diva yang dipersiapkan menjadi legenda ini membukukan biaya pembuatan album termahal tahun ini dengan mengalahkan album Rockestra-nya Erwin Gutawa yang kudu direkam di Inggris bareng Phill Harmony Orcestra. Yeah, seperti yang dibilang KD di banyak konferensi pers yang digelarnya, album ini cukup sederhana dengan menawarkan lirik dan musik apa adanya, tanpa pretensi apapun. "Seorang yang dikatakan matang adalah ketika ia kembali pada kesederhanaan, " ungkapnya.


Maka, ia tak hendak menawar serta memberikan pilihan kepada pendengar. Lagu-lagu mellow yang jadi ciri khasnya sudah membayang ketika menggebrak dengan "I'm Sorry Goodbye" karya Melly Goeslaw. Perlu diketahui, album ini diproduseri oleh Melly-Anto Hoed setelah dipaksa KD yang menginginkan lagu-lagunya kali ini lebih punya cita rasa masa kini. Produser KD kali ini memang terbiasa menangani penyanyi dengan lagu yang berkesan 'asal jadi'. Kesan ini kental banget dengan lagu yang dirilis sebagai pembuka KD kali ini.

Suara KD bolehlah masih cukup mumpuni untuk membuat kita sejenak merenung betapa kompletnya artis satu ini. Bukan masalah fisik, ini masalah talenta dan kerja keras. Penghayatan KD dalam menginterpretasikan lirik dan melodi lumayan mampu mengangkat lagu ini jadi easy listening. Tapi sayang sekali jika lirik yang diharapkan juga jadi kekuatan utama malah berbalik menghancurkan. Kesan yang langsung ketika dengar liriknya, pasti tertuju pada satu orang sebagai pencipta. Melly? Yeah, karena terbiasa dengan kejar setoran untuk mencipta tembang, dia tidak lagi terasah membuat lirik dalam, puitis dan mengena. Yang penting melodi jadi, dibalut lirik sekenanya, maka jadi pula lagunya. Padahal gesekan ornamen musik dan lengking merdu KD lumayan mencuri perhatian. Hanya, kesederhanaan yang dibilang KD bukan sebagai alasan untuk menyederhanakan performanya. Kontuinitas suaranya masih perlu diup-grade lagi. Sungguh.

Aku Tetap Milikmu



Tulisan ini sebenarnya bukan tentang album penyanyi yang sudah mapan melenggang di ranah musik dewasa ini. Namun, ini tentang seorang idola baru Indonesia yang muncul karena berawal dari sebuah kontes bakat terbesar di tanah air, Indonesian Idol. Dan siapakah yang terpilih tahun ini? Rini Wulandari!

Gadis berusia 17 tahun yang berasal dari Medan ini memang memiliki segudang talenta. Bukan hanya musikalitas yang tinggi, melainkan juga modal range suara yang lebar dan penghayatan yang impresif, ia muncul begitu mengesankan. Yup, termasuk saya.

Jujur, pada awalnya saya begitu kecewa dengan kualitas Indonesian Idol 2007 pasca audisi kemarin. Namun, menyaksikan Rini pentas, sungguh membuat terhenyak. Pertama kali saya menyaksikan performanya, ia menyanyikan Because You Love Me dengan cukup menggetarkan. Lanjut kemudian ia melantunkan Jera, I Love You yang so memorable banget, Matahari yang mengalun indah, hingga Conga yang memiliki titian nada sangat rapat dan rancak.

Namun, dari semuanya, lagu Cinta Jangan Kau Pergi berhasil membuat saya sekali lagi tersentuh oleh kemampuan olah vokalnya yang menawan. Lanjut, Seperti Yang Kau Minta membuat saya ternganga. Dan, sekali lagi lagu Cinta juga membuat terperangah. Gila, nada yang ia capai membikin saya kaget. Dan, Emotion juga tidak kalah mengesankan.

Sayang sekali, penampilan Grand Final yang seharusnya menjadi titik kulminasi kekaguman saya pada Idol baru ini melebur begitu saja. Performanya kurang maksimal, entah karena kecapekan atau hal lainnya. Cuma, lagu Warna yang sedikit menghibur. Hanya, Lagu kemenangan yang seharusnya heboh seperti kehilangan greget. Jauh sekali jika hendak dibandingkan dengan This Is My Now-nya Jordin Sparks yang menggelegar. Toh, bagaimanapun ini barulah babak awal. Kapabilitas Rini sebagai seorang penyanyi sejati masih harus diuji dengan kemunculan dia di tengah pasar musik tanah air. Dengan kompetisi yang ketat dengan penyanyi lain, saya harap ia terus memperbaiki performanya.


Di album perdananya, ia membawakan sepuluh buah lagu, di antaranya "Aku Tetap Milikmu" yang menjadi lagu kemenangannya sebagai Indonesian Idol, "Aku Bukan Boneka" yang mengingatkan pada lagu terbaru Avril Lavigne bertajuk "Girlfriend", "Cinta Tlah Memilih" yang mengutamakan kekuatan suara dan range vokal yang lebar, serta "Jera" - aransemen ulang lagu milik Agnes Monica. Dari beberapa lagu unggulan ini, Cinta Tlah Memilih masuk daftar sebagai most powerful song ... Rini membawakannya dengan sepenuh hati dibalut sentuhan melodi yang dinamis dan iringan backing yang membahana. Lengkingan vokal Rini yang mantap terdengar syahdu. Sejauh ini, lagu ini jadi favorit saya yang dinyanyikan oleh Idol.. Rini so ROCK!!! Gak sabar lihat performa live-nya menyanyikan lagu ini...


Call Me Irresponsible


Penyanyi bersuara bariton nan empuk nan innocent ini kembali meramaikan musik internasional dengan meluncurkan album baru bertitel "Call Me Irresponsible". Dengan lagu-lagu yang lebih soft dan menghunus perasaan, dia makin matang menyuarakan lirik-lirik yang membuat kita terbuai. Aha, simak dalam lagu "Always On My Mind" yang kental banget nuansa blues plus soft pop.


She's always on my mind
She's always on my mind


dinyanyikannya secara repetisi dengan melodi yang catchy dan so easy listening. Gila, nadanya sungguh nendang. But, be careful bagi yang antipati dengan melodi cengeng seperti ini. Pasti bakalan bosan dah. Hehe, beda banget dengan album sebelumnya "Home" yang mengarah pada musik latin dengan nada rancak - yeah, except lagu Home sendiri tentunya - album ini nyaris berkebalikan. Beberapa musik mellow lebih mendominasi. Paling yang rancak seperti "Me and Mrs. Jones" yang mengingatkan pada lagu "Feeling Good" pada album sebelumnya. Asyik didenger pada saat suasan ceria dan so cheerful.


Anyway, ada satu lagu yang malah bener2 bikin ngantuk, "Always". Beware aja dengan lagu ini. Nyaris suara Buble tengggelam oleh musiknya. Entah apakah menandakan begitu lirih dan lembutnya untaian perasaan yang dia ungkapkan. But, overal album yang dirilisnya kali ini menawarkan sesuatu yang beda. Sisi-sisi lembut Buble makin tergali. Yeah, meskipun sisi idelaisnya yang kental pada album sebelumnya tidak tampak lagi, namun at least he try to be creative and offer a such great melodius lyrics. Great job, dude!!!

Kembang Perawan


Gadis cilik ini punya talenta menakjubkan. Baru berusia 13 tahun, olah vokalnya terdengar profesional dan bikin merinding. Halah! Kapabilitasnya ia buktikan lewat album perdananya yang menurut Sony BMG pada tiga bulan peluncurannya telah terjual seratus ribu copy. Hm, boleh dibilang sedikit banyak kemampuannya memang menurun dari ayahnya, Erwin Gutawa, konduktor handal Indonesia.


Lagu pertama, Kembang Perawan ciptaan melly Goeslaw dibawakan Gita penuh penghayatan dan interpretasi yang terasa pas, tidak berlebihan. Diiringi London Symphony Orchestra - berbarengan ketika Erwin menggarap album Rockestranya - vokal tinggi Gita menyayat selaras dengan harmoni biola dan piccolo. Liriknya bercerita tentang betapa malunya gadis seusia dia yang baru mengenal jatuh cinta. Tentu, ia harus minta ijin dulu sama ayahnya.

Lagu Bila gubahan Glenn Fredly juga terdengar easy listening dengan lantunan vokal halus Gita yang cukup berirama. Yang menarik, lagu Your Love didendangkannya bareng Delon, cukup menggugah perasaan. Sayangnya ketika dicermati, sehabis interlude terdengar tumpang tindih antara dua vokal, sopran dan tenor ini. Bagi kebanyakan pendengar bisa jadi tidak terlalu bermasalah. Toh, klimaks lagu ini boleh dijadikan andalan.

Alunan Sebuah Lagu juga cukup menarik. Begitu pula To Be One yang menonjolkan vokal tinggi Gita di akhir tembang. Pada moment ini, saya sempat merasa, wah inilah dia next Mariah Carey Indonesia! Tapi, saya salut sepenuhnya ketika dia ber-Vocalizing, memecah suara dengan beberapa nada. Gita asyik sekali bermain-main suara, mencipta ambience, suasana haru yang kokoh. Hm, tak bosan-bosannya saya mendengar lagu-lagu ini.

Bukan melulu rasa agung yang tercipta, tapi juga nuansa rancak dan energik juga dibawakannya. Simak Bukan Permainan yang cukup lincah, serta Do Bee Do yang unik menarik. Hwaha, album ini mencirikan cita rasa Gita yang memang masih belum cukup dewasa, namun memiliki taste dan style musik berkelas dan sesuai dirinya. Go girl!!!

Badai Pasti Berlalu (Album Kompilasi)


Album ini diluncurkan seiring dengan release-nya film remake terbaru, Badai Pasti Berlalu, besutan sutradara Teddy Soeriaatmaja yang juga pernah buat film Banyu Biru. Sayangnya, film yang dulu menghebohkan jagad perfilman Indonesia saking larisnya dan menyabet penghargaan Citra ini tak mampu mengangkat kembali. Bahkan dalam urusan cerita sekalipun. Apanya yang gagal? Para kritikus menyorot masalah bintang utama yang kurang menghayati perannya. Masih terasa kaku. Maklum, Raihaanun sebagai bintang pendatang yang biasa main di sinetron ini (saya pernah lihat dia sebagai anak yang dibenci sama saudara sepupunya) membawakan peran yang dulunya dibintangi Christine Hakim, sementara Vino Bastian membintangi peran yang dulunya Slamet Rahardjo. Waduw, terbayang beban mental yang diemban bukan? Bagaimana pun biar Teddy sudah wanti-wanti film ini bukan untuk dibandingkan, mau tidak mau penonton tetap ingin tahu. Sehebat apa siy? Benarkah tetap bagus? Atau, sebaliknya? Ya, sebelum lebih jauh, mending nonton sendiri aja y. Kalau saya, secara malas, juga g punya duit siy. Hehe. Lagipula, sama sekali tidak tertarik dengan cerita plus bintangnya.


Hm, tapi ada hal yang tak boleh dilewatkan. Apa tuh? Original music score yang asik punya. Seabreg penyanyi berpartisipasi di dalamnya. Ari Lasso tampil apik membawakan tembang lawas Badai Pasti Berlalu, sementara Audy mencuri hati lewat Merepih Alam yang diiringi piano klasik, biola, dan denting gitar. Langsung nancep di kuping. Astrid khas sekali mendendangkan Merpati Putih dengan suara desah nyata seperti hendak menangis. Untuk Glenn kebagian bernyanyi Pelangi yang sempat dipopulerkan Yuni Shara. Cukup mengagetkan eksplorasi vokalnya yang berani. Bahkan falsetto juga sempat dicicipinya. Lucky tampil dengan lagu Cintaku yang bernuansa swing ballads nan jazzy. Nindy, pasangan Audy dulu kini melantunkan Matahari, penuh semangat, dan vokal mantap. Ello masih rancak dengan tembang Serasa.

Overal, album ini enak buat santai di rumah ...

Finally

Bagi yang belum 'ngeh' siapa sebenarnya wanita ini, mudah saja. Fergie ini salah satu vokalis cewek di grup vokal Black Eyed Peas yang melambungkan lagu Where Is The Love? dimana-mana. Bahkan saya pun tidak tahu kalau penyanyi ini bakalan menelurkan album anyar hitung-hitung apakah bakalan se-fenomenal grup band-nya yang nyentrik itu.


Okelah, karakter vokal Fergie cukup kuat. Sedikit serak namun powernya lumayan atraktif. Ia mampu memadukan suaranya dengan kombinasi falsetto yang meliuk-liuk. Sekilas dengar mengingatkan pada karakter Aguilera yang sungguh maut. Bedanya, Fergie lebih serak dan terdengar sedikit lempeng. Tidak se-keriting Aguilera yang menekankan pada improvisasi serta permainan nada dan interpretasi.

Lagu Finally terdengar cukup mulus di bagian awal. Masuk ke chorus, Fergie mulai memainkan karakter vokalnya yang bertenaga. Kata ...finally...dilantunkannya berulang-ulang dengan penuh semangat. Dan masuk klimaks, suaranya mengendur perlahan seperti hutsky, cukup lirih seperti berbisik. Hm, terdengar easy listening dan energik. Perlu diketahui, sebenarnya agak melenceng sih. Fergie masuk dalam salah satu artis yang foto-fotonya banyak di-download. Hehe, nyambung gak sih? Gayanya mirip sekali dengan Jessica Simpson dan Paris Hilton. Waduw, kok semuanya mirip ya? Jika Fergie tidak mampu menggali lagi karakternya, dikuatirkan berapa lama kemudian ia akan tenggelam digerus artis dan penyanyi lainnya yang lebih potensial. Toh, ia memiliki segudang talenta. Tak perlu kuatir, tahun ini sepertinya prospek kariernya bakalan cerah dan bersinar.

The Rose

Boyband yang dulu digila-gilai pecinta musik internasional ini, kini makin dewasa, dalam bermusik maupun bersikap. Setelah kemarin sempat menggelar konser di Jakarta yang meski tidak terlalu banyak penontonnya, mereka tampak antusias. Sadar, mereka bukan lagi idola, akhirnya merubah jalur mainstream musik. Walau tidak bisa dibilang berbelok seratus persen.



Westlife mengusung tema jadul khas 60-an yang bernuansa ballads plus soul yang kental dengan irama blus country ala Frank Sinatra. Cukup mengagetkan awalnya. Tapi sayang, seperti biasa mereka hanya didominasi oleh dua suara saja, Shane dan Mark Fehilly. Terlebih setelah Bryan Macfadden mengadu karier di Amerika, otomatis kekuatan mereka hanya bertumpu pada olah vokal dan performance ketika di panggung. Itupun belum tergarap maksimal. Entah apa jadinya bila Westlife kehilangan Shane dan Mark? Apakah Niccky dan Kian Egan akan tetap eksis? Vokal mereka tidak diandalkan sama sekali, malah cenderung fals. Dan, Shane tetap sebagai senjata andalan dengan kekuatan teknik suara tremollo-nya yang memukau. Andai saja, mereka mampu bermain musik dan mencipta lagu, pasti bisa dikatakan Westlife tidak akan kehilangan penggemarnya. Bgaimanapun boybands ini lumayan bagus karena mampu bertahan di tengah gempuran penyanyi solo dan band yang bejibun luar biasa. Hanya perlu diingat, mereka belum sempat mencicipi Amerika. Itu yang membuat kans mereka seperti hilang separuh.

O ya, bagaimana The Rose? Seperti biasa, Suara Shane masih tetap syahdu. Membius. Sementara yang lain berfungsi sebagai latar. Mencipta ambience. Suasana kokoh. Hanya saya belum menemukan suara Mark Fehilly. Padahal dia favoritku. Dengan power dan karakteristik vokalnya, gampang dicermati dan ditandai. Di lagu ini ia kurang terlihat. Mungkin hanya membantu sebagai latar saja. Potensi penyanyi ini cukup besar, jika ia mau belajar dan bekerja keras. Bahkan di lagu Flying Without Wings dan lagu remake ulang I'll Be There, ia terdengar mempesona. Cukup berkesan.

La Tortura

Penyanyi berdarah Kolumbia yang mahir menari perut ini punya karakter kuat dan talenta. Dengan suara bergetar yang asyik, lagu ini dibawakannya barengan Alejandro Sanz, penyanyi Latin yang punya vokal serak. Pria ini mengingatkanku pada performanya ketika duet bareng The Corrs menyanyikan The Hardest Day nan mellow abis itu.


Video klipnya mengejutkan. Shakira tampil membabi buta dengan tarian dahsyatnya yang menggetarkan. Apalagi kalau bukan tari perut. Gilanya, ia melumuri tubuh seksinya dengan cairan oli yang meleleh kemana-mana. Di atas meja, di lantai, di hadapan Alejandro. Dan, perutnya yang cukup berotot diliuk-liukkannya sedemikian rupa dengan lenturnya. Hm, sangat menggoda. Menurutku, tarian ini salah satu tarian terbaik di video klipnya ketika menari tango Argentina. Setidaknya menandingi Jennifer Lopez yang menari salsa di If You Had My Love. Hm, cukup brilian.

Sementara lagunya? Walau menarik, tapi suaranya tidak menampilkan yang baru. Padahal melodi dan liriknya lumayan menggelitik, sayang belum ada eksplorasi interpretasi dan performa musikalitas. Alejandro tampil mengesankan sebagai pasangan yang mengintainya terus menerus. Vokalnya kuat melebur dalam karakter yang khas.

Sabtu, 21 Juni 2008

Listen

Sungguh suara apapun yang keluar dari tenggorokan Beyonce rasanya enak saja didengar. Dibalut suara nasal merdu dan lengkingan khasnya, menempatkan salah satu personil Destiny's Child ini sebagai penyanyi papan atas internasional. Banyak bukti berbicara. Bukan hanya ketika album solonya yang merajai penjualan album terbanyak, serta lagu-lagunya yang masuk dalam urutan teratas Billboard Chart Music, namun juga anugerah Grammy Award yang berada di genggamannya tiga tahun lampau.



Hm, mengingat wanita ini belum lengkap jika tidak menyinggung profesionalitasnya di bidang musik, akting, bahkan usaha. Untuk akting, dia sudah membintangi beberapa film yang toh hasilnya tidak buruk-buruk amat. Bahkan yang terakhir, Dreamgirls masuk sebagai film nominasi terbanyak Oscar 2007 dengan delapan nominasi. Untuk usaha, Beyonce sudah menelurkan pakaian maupun parfum yang didesainnya sendiri.

Okelah cukup sekilas tentang Beyonce. Kali ini mengulas tentang lagu Listen yang muncul sebagai original music score untuk film Dreamgirls. Seara keseluruhan, lagu ini bertutur tentang kehendak positif dan kemauan keras dari seorang gadis yang berjuang meraih cita-citanya. Dan ingin agar orang lain sadar dan 'ngeh' akan perjuangan hidupnya ini.

Sebenarnya simpel. Namun, karakter Beyonce mampu melebur secara tepat dan pas sesuai porsinya dalam lagu ini. ia tidak berlebihan, pun juga tidak kurang improvisasi. Harmonisasi suara yang dipadukan dengan paduan suara terdengar syahdu. Terlebih, melodi lagu yang langsung kena ketika diperdengarkan pertama kali membuat lagu ini turut dinominasikan sebagai lagu terbaik dalam Oscar 2007 mendatang bersaing dengan lagu yang juga dinyanyikan Jennifer Hudson dalam film ini.

Buat Beyonce, walau tidak masuk nominasi, namun kerja keras, totalitas dan kesungguhannya masuk dunia film dan musik sekaligus pasti membuatnya dalam beberapa tahun mendatang bisa meraih penghargaan Oscar. Hm, toh Grammy juga sudah di tangan? Apalagi yang kurang dari dirinya?

Hurt


Gila, pertama denger lagu ini, imej suara Aguilera yang bertenaga, penuh power, interpretasi mendalam, langsung melekat abis. Bolak-balik distel sama temenku kos pada awalnya biasa saja. Tapi, sudah mencuri dengar dan berikutnya, jadi favoritku!! Diambil dari album terakhirnya, Back To Basic, lagu ini bercerita tentang kekalutan atas kesalahan yang dilakukannya terhadap kekasih.


Simak lirik berikut...


I'm sorry for blame in you


for everything


I just could in do


And i hate myself.....


Sungguh, hatiku turut terenyuh, terharu mendengarkan alunan suaranya yang di telingaku seperti beda. Aguilera menawarkan konsep musik jadul, namun penuh karakter dan dinamisasi melodi. O ya, satu lagi. Dalam lagu ini dia bermain ekspresif. Rentang nada yang disuarakannya cukup lebar, bahkan kebanyakan nada-nada tinggi. Asiknya, suaranya tetap merdu dan seperti biasa, penuh power. Yang bikin gw keki, ya ampun....apa gak lelah ya..bermain di nada seperti itu, dikombinasikan teknik falsetto yang lembut, chorus menawan, dan interlude yang sambung menyambung dengan emosi yang dia tafsirkan penuh penghayatan. Di telingaku, lagu ini menjelma menjadi bermacam penafsiran, mulai dari kekecewaan, kepasrahan, kekalutan, penuh semangat, hingga harapan. Yang jelas, salut buat Aguilera, salah satu penyanyi dunia dengan talenta menakjubkan.